Corporate action adalah tindakan yang dilakukan perusahaan publik yang dapat mempengaruhi sahamnya. Penting bagi trader untuk memahami efek dari setiap corporate action terhadap harga saham, likuiditas, dan prospek jangka panjang.Berikut rangkuman beberapa jenis corporate action dan efeknya:
Dividen: Pembagian keuntungan. Efek: Harga saham bisa turun saat ex-date, tetapi dapat menarik investor jangka panjang.
Stock Split: Pemecahan saham. Efek: Meningkatkan likuiditas dan volume perdagangan, harga saham cenderung naik.
Reverse Stock Split: Penggabungan saham. Efek: Sering dianggap negatif, harga saham bisa naik tapi sentimen pasar cenderung negatif.
Right Issue: Penerbitan saham baru. Efek: Dilusi (penurunan kepemilikan), tetapi bisa jadi peluang untuk menambah posisi dengan harga diskon.
Warrant: Hak untuk membeli saham di masa depan. Efek: Memberikan potensi keuntungan tambahan, tetapi ada risiko dilusi.
Bonus Saham: Pembagian saham gratis. Efek: Meningkatkan likuiditas, sentimen positif.
Tender Offer: Penawaran pembelian saham dengan harga premium. Efek: Harga saham cenderung naik.
RUPS: Pertemuan tahunan pemegang saham. Efek: Bisa memicu kenaikan atau penurunan harga tergantung keputusan yang diambil.
Buyback Saham: Perusahaan membeli kembali sahamnya. Efek: Harga saham cenderung naik.
Merger dan Akuisisi: Penggabungan atau pengambilalihan perusahaan. Efek: Bergantung pada sinergi dan sentimen pasar.
Spin-off: Pemisahan unit bisnis. Efek: Bisa membuka nilai tersembunyi, saham baru bisa volatile.
Debt Restructuring: Renegosiasi hutang. Efek: Positif jika berhasil, negatif jika gagal.
Private Placement: Penerbitan saham baru ke investor tertentu. Efek: Dilusi, tetapi bisa jadi sinyal positif.
IPO: Penawaran saham perdana ke publik. Efek: Harga saham volatile.
Debt-to-Equity Swap: Penukaran hutang dengan saham. Efek: Mengurangi risiko kebangkrutan, tetapi ada dilusi.
Liquidation: Penjualan aset dan penghentian operasi perusahaan. Efek: Pemegang saham mungkin menerima sisa hasil penjualan aset.
Intinya:
Corporate action bisa menjadi peluang atau jebakan. Trader perlu melakukan riset dan analisis yang mendalam untuk memahami dampak setiap corporate action dan mengambil keputusan trading yang tepat.
Posted by: admin - 27-09-2024, 09:33 AM - Forum: Psikologi
- No Replies
Jongkok atau duduk saat bicara dengan anak. Posisi mata sejajar itu penting lho. Anak bakal merasa dihargai, bukan cuma dianggap "bocah".
Pura-pura bodoh. Tanya mereka hal-hal sederhana dengan antusias. Anak senang merasa lebih pintar dari orang dewasa.
Beri pilihan terbatas. "Mau pakai baju merah atau biru?" lebih efektif daripada "Mau pakai baju apa?"
Gunakan "ya, dan..." alih-alih "tidak, tapi...". Misal: "Ya, kamu boleh main, dan setelah itu kita makan ya."
Ajak mereka jadi "asisten". Anak senang merasa berguna dan dipercaya.
Buat rutinitas jadi permainan. "Siapa yang bisa sikat gigi paling cepat?"
Beri pujian spesifik. "Kamu hebat menggambar rumahnya detail!" lebih baik dari sekadar "Bagus!"
Tunjukkan emosi dengan berlebihan. Ekspresi wajah yang dilebih-lebihkan menarik perhatian anak.
Buat kesalahan dengan sengaja. Anak senang mengoreksi orang dewasa.
Gunakan "kita" alih-alih "kamu". "Ayo kita bereskan mainan" terdengar lebih kooperatif.
Beri mereka kendali palsu. "Mau tidur sekarang atau 5 menit lagi?"
Gunakan teknik distraksi saat anak rewel. Tunjuk sesuatu yang menarik di kejauhan.
Ajak mereka berimajinasi. "Kalau kamu jadi superhero, kekuatanmu apa?"
Terakhir, jangan takut dianggap konyol. Anak suka orang dewasa yang bisa diajak bermain dan berimajinasi.
Ingat, setiap anak unik. Trik-trik ini bukan rumus pasti, tapi bisa jadi panduan menarik. Yang terpenting, tunjukkan minat tulus pada dunia mereka. Anak-anak punya cara sendiri melihat dunia, dan itu sangat menarik kalau kita mau mendengarkan.
Penulis menyukai dividen dan menganggapnya sebagai salah satu faktor penting dalam membeli saham. Banyak perusahaan di Indonesia yang membagikan dividen besar, baik secara nominal, payout ratio (DPR), maupun yield (DY). Ini menarik bagi investor yang menerapkan strategi dividend investing. Apakah strategi ini bijak?
Jawabannya tergantung. Kapan Dividend Investing Bagus?
Jika target return portofolio Anda konservatif (8-10% CAGR per tahun), Anda bisa berinvestasi di perusahaan dividend aristocrat seperti DMAS, MPMX, TOTL, BJTM, dll., yang memberikan DY 8-10% per tahun. Kuncinya adalah membeli saham-saham ini saat harganya semurah mungkin agar DY yang didapatkan lebih besar. Dividen yang diterima bisa diinvestasikan kembali (reinvest). Kapan Dividend Investing Buruk?
Ada beberapa alasan:
Tidak Melakukan Normalisasi Laba: Jangan berasumsi lonjakan laba atau DPR akan terus terjadi. Contohnya, TOTL yang tahun lalu membagikan dividen besar, tahun ini membagikan dividen lebih kecil. Penting untuk memperkirakan laba normal perusahaan dan menggunakan DPR yang wajar dalam analisis.
Membeli Perusahaan dengan Performa Menurun: Perusahaan yang tidak bertumbuh atau bahkan menurun cenderung memiliki payout ratio besar. Dividen dari perusahaan semacam ini juga cenderung menurun, sehingga yield akan turun.
Membeli Emiten yang Tidak Konsisten Membagikan Dividen: Beberapa perusahaan mungkin membagikan dividen besar di tahun tertentu, tetapi tidak di tahun berikutnya, atau dividen tersebut berasal dari keuntungan yang tidak berulang (one-off gain).
Bagaimana Mengoptimalkan Dividend Investing?
Pilihlah perusahaan yang:
Pendapatannya terus tumbuh, dengan margin yang stabil atau bahkan meningkat. Contoh: SIDO, ADES, BBCA, dll.
Labanya terus tumbuh, sehingga dividen juga akan tumbuh (dengan asumsi DPR tetap atau meningkat). Yield at cost Anda bisa meningkat secara signifikan dalam jangka panjang.
Memiliki yield (pada harga saat ini) yang tidak terlalu kecil. Penulis mengincar yield 5-7%.
Memiliki payout ratio yang tidak terlalu besar. Penulis mengincar kisaran 40-50%. Payout ratio yang rendah memberikan potensi kenaikan di masa depan.
Intinya: Jangan hanya tergiur dividen besar. Pilihlah perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Posted by: admin - 03-09-2024, 02:29 PM - Forum: Crypto Zone
- No Replies
Market Maker: Tukang Suplai Barang
Anggap aja bursa kripto itu kayak pasar. Di pasar ini ada "buku catatan" (order book) yang isinya daftar barang yang mau dijual atau dibeli sama orang-orang. Kamu bisa nulis di buku itu, misalnya: "Mau beli 800 BTC kalau harganya $4,000". Nah, catatanmu ini bakal ditungguin sampai harganya beneran nyampe $4,000 baru deh ditindaklanjuti.
Pesanan kayak gini namanya Maker Order karena kamu kayak "bikin" pasar dengan nyediain barang. Ibaratnya, kamu pedagang yang bayar sewa lapak buat naruh barang dagangannya, biar pembeli punya banyak pilihan.
Biasanya sih, pemain gede sama institusi (kayak yang main high-frequency trading) yang jadi market maker. Tapi, trader kecil juga bisa ikutan, asal bikin jenis pesanan yang gak langsung dieksekusi. Penting: Pakai limit order belum tentu kamu jadi market maker. Kalau mau pesananmu masuk "buku catatan" dulu sebelum ada yang beli, pilih "Post only" waktu bikin pesanan (tapi ini baru ada di versi web sama desktop). Market Taker: Si Pembeli
Kalau market maker itu yang naruh barang di pasar, market taker ya yang belinya. Mereka ngambil barang yang udah disediain sama market maker.
Dengan naruh penawaran di "buku catatan", kamu bikin pasar makin rame karena orang lain jadi gampang beli atau jual. Sebaliknya, market taker ngurangin barang yang ada dengan Market Order, yaitu perintah buat beli atau jual di harga yang lagi berlaku saat itu juga. Market order langsung ngambil barang yang udah ditawarin di "buku catatan".
Pernah beli atau jual pakai market order di Binance atau tempat lain? Nah, itu kamu lagi jadi market taker. Tapi, pakai limit order juga bisa bikin kamu jadi taker, lho. Intinya: kamu jadi taker kalau kamu ngambil pesanan orang lain. Simpelnya:
Market Maker: Nyediain barang di pasar dengan naruh pesanan di "buku catatan".
Market Taker: Ngambil barang yang udah ada di pasar dengan langsung eksekusi pesanan.
Breakeven Multiple adalah angka pengali yang digunakan untuk mengetahui berapa kali lipat harga aset saat ini harus naik agar mencapai Breakeven Point (BEP) atau titik impas. BEP adalah harga awal saat Anda membeli aset, termasuk biaya-biaya terkait seperti trading fee. Jadi, ketika harga pasar aset turun di bawah harga beli, Anda perlu harga tersebut naik lagi agar bisa menutup posisi tanpa mengalami keuntungan atau kerugian. Contoh Sederhana:
Misalnya, Anda membeli sebuah koin dengan harga $10 per unit, lalu harga turun menjadi $5. Agar bisa kembali ke harga beli awal, nilai koin tersebut harus naik dua kali lipat (kenaikan 100%). Dalam hal ini, breakeven multiple-nya adalah 2. Breakeven Multiple dan All-Time High (ATH)
Kadang, Breakeven Multiple juga bisa mengacu pada berapa kali lipat suatu aset harus naik untuk mencapai harga tertingginya sepanjang masa (ATH). Misalnya, ATH sebuah cryptocurrency adalah $1.000, tapi sekarang diperdagangkan di harga $250 (turun 75%). Breakeven multiple di sini adalah 4 karena harga harus naik 4 kali lipat (kenaikan 300%) untuk mencapai puncaknya lagi. Penting untuk diingat:
Breakeven multiple bukan persentase, melainkan angka absolut.
Jika kita lihat persentase penurunan pada contoh sebelumnya (75%), harga aset tersebut perlu naik 300% (4x) untuk mencapai $1.000 lagi.
Semoga penjelasan ini membantu! Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.
Halo, para trader! ?
Memilih broker forex yang tepat itu penting banget, lho! Soalnya, broker itu kayak 'partner' kita dalam trading. Salah pilih, bisa-bisa malah bikin ribet dan rugi. Nah, di thread ini, aku mau kasih rekomendasi beberapa broker forex yang oke punya, lengkap dengan kelebihan, kekurangan, dan detailnya. Cus, simak! ? 1. Forex.com
Kelebihan:
Reputasi bagus dan teregulasi ketat.
Platform trading canggih dan user-friendly.
Pilihan instrumen trading luas, termasuk forex, saham, komoditas, dan indeks.
Spread kompetitif dan eksekusi order cepat.
Layanan pelanggan responsif dan profesional.
Kekurangan:
Biaya deposit dan withdrawal agak tinggi.
Tidak ada bonus atau promosi khusus.
Minimum deposit agak tinggi untuk beberapa jenis akun.
2. FXCM.com
Kelebihan:
Platform trading yang powerful dan mudah digunakan.
Akses ke berbagai tools dan indikator teknikal.
Edukasi trading lengkap untuk pemula dan trader berpengalaman.
Layanan pelanggan 24/5 dalam berbagai bahasa.
Kekurangan:
Spread bisa agak tinggi untuk beberapa pasangan mata uang.
Tidak ada akun Islami (swap-free).
Pilihan instrumen trading terbatas dibandingkan broker lain.
3. OANDA.com
Kelebihan:
Transparansi tinggi dalam harga dan eksekusi order.
Spread yang sangat kompetitif, terutama untuk pasangan mata uang mayor.
Akses ke berbagai tools analisis teknikal dan fundamental.
Layanan pelanggan yang baik dan profesional.
Kekurangan:
Platform trading kurang user-friendly dibandingkan broker lain.
Pilihan instrumen trading terbatas.
Tidak ada bonus atau promosi khusus.
4. IC Markets.com
Kelebihan:
Spread sangat rendah dan eksekusi order cepat.
Pilihan akun beragam, termasuk akun Raw Spread dan akun Islami.
Platform trading populer seperti MetaTrader 4 dan 5.
Layanan pelanggan 24/7.
Kekurangan:
Tidak ada edukasi trading yang komprehensif.
Tidak ada bonus atau promosi khusus.
Minimum deposit agak tinggi untuk beberapa jenis akun.
5. HFM Pro.com (sebelumnya HotForex)
Kelebihan:
Spread kompetitif dan eksekusi order cepat.
Berbagai jenis akun, termasuk akun mikro dan akun Islami.
Bonus dan promosi menarik.
Layanan pelanggan 24/5 dalam berbagai bahasa.
Kekurangan:
Regulasi kurang ketat dibandingkan broker lain.
Platform trading kurang user-friendly dibandingkan broker lain.
Beberapa keluhan tentang penarikan dana yang lambat.
6. Exness.com
Kelebihan:
Leverage sangat tinggi, hingga 1:tak terbatas.
Spread rendah dan eksekusi order cepat.
Berbagai jenis akun, termasuk akun Cent dan akun Islami.
Bonus dan promosi menarik.
Kekurangan:
Regulasi kurang ketat dibandingkan broker lain.
Layanan pelanggan kurang responsif dibandingkan broker lain.
Risiko tinggi karena leverage yang sangat tinggi.
Kesimpulan
Setiap broker punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihlah broker yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda. Pertimbangkan faktor-faktor seperti regulasi, spread, platform trading, instrumen trading, layanan pelanggan, dan bonus/promosi. Tips:
Lakukan riset mendalam sebelum memilih broker. Baca ulasan dari pengguna lain, bandingkan fitur dan biaya, dan pastikan broker tersebut teregulasi dengan baik.
Buka akun demo terlebih dahulu. Ini memungkinkan Anda untuk mencoba platform trading dan menguji strategi Anda tanpa risiko kehilangan uang sungguhan.
Mulai dengan akun kecil. Jangan terburu-buru menginvestasikan banyak uang sebelum Anda merasa nyaman dan percaya diri dengan broker dan strategi trading Anda.
Jangan tergiur dengan bonus dan promosi semata. Pertimbangkan faktor-faktor lain yang lebih penting, seperti regulasi, spread, dan eksekusi order.
Disclaimer: Trading forex melibatkan risiko tinggi. Pastikan Anda memahami risiko tersebut sebelum memulai trading. Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan merupakan nasihat keuangan. Semoga thread ini bermanfaat! Jangan lupa share ke teman-teman tradermu, ya! ? Happy trading! ?
Halo, trader kawakan dan calon-calon master trader! ?
Pernah dengar istilah 'tilt'? Itu loh, kondisi emosi 'kacau' di mana trader kehilangan kemampuan buat ambil keputusan rasional. Nah, biar gak 'tilt', kita perlu manajemen risiko yang oke punya. Apa Sih Manajemen Risiko Itu?
Manajemen risiko itu kayak 'rambu-rambu' yang nentuin seberapa besar kerugian yang bisa kita terima, plus tindakan apa yang harus kita ambil kalo kerugian itu terjadi. Jadi, gak asal-asalan trading, ya! ? Kenapa Penting?
Biar gak 'tilt'! Emosi bisa bikin kita ambil keputusan trading yang impulsif dan ngawur. Manajemen risiko yang bagus bisa jadi 'rem' buat nyegah kita masuk jurang kerugian.
Trading tetap tenang. Prinsip manajemen risiko harus jelas dan sederhana, biar pas lagi stres pun, kita bisa langsung ambil keputusan yang tepat.
Persentase Profit vs. Risiko
Bukan cuma soal menang-kalah. Berapa persen trading kita yang profit emang penting, tapi gak bisa dilihat sendirian. Bisa aja menang 90%, tapi kalo sekali kalah ruginya 10x lipat dari keuntungan, ya berabe juga.
Jangan terjebak 'zona nyaman'. Persentase profit yang ketinggian bisa jadi tanda kita susah terima kalo lagi loss. Pas rugi, malah panik, berusaha 'ngeles', ujung-ujungnya trading pake emosi. Duh, berabe!
Profit konsisten itu mungkin, kok! Bahkan sistem trading dengan win rate 50%, 40%, atau lebih rendah pun bisa kasih profit konsisten. Kuncinya ada di risk/reward ratio.
Risk/Reward Ratio: Kunci 'Emas'
Bandingin potensi profit & loss. Simpelnya, risk/reward ratio itu bandingin seberapa besar potensi untung kita dibanding potensi ruginya dalam satu trade.
Kita yang pegang kendali! Kita bisa atur stop loss lebih ketat atau target profit lebih lebar biar risk/reward ratio-nya bagus. Ini bikin kita gak perlu menang terlalu sering buat tetep profit. Tapi inget, stop loss bisa lebih gampang kena, jadi return-nya mungkin agak berkurang.
Atau, mau main aman? Bisa juga pake stop loss lebih lebar dan target profit lebih kecil. Ini bikin harga lebih gampang nyentuh target dan kita lebih 'bebas' buat bikin kesalahan, soalnya stop loss-nya jauh. Persentase profit-nya bisa lebih tinggi, tapi risk/reward ratio-nya jadi kecil.
Emosi Tetap Stabil, Profit Jalan Terus
Manajemen risiko = kontrol emosi. Sistem trading yang kasih profit gede emang bikin seneng, tapi sekali loss bisa bikin down kalo kita gak biasa ngadepin kerugian.
High return, high risk. Sistem high return biasanya punya risk/reward ratio yang kecil, jadi profit sama loss-nya 'seimbang'. Susah move on dari loss dan butuh waktu lama buat balik modal.
Pro trader pilih yang aman. Mereka biasanya pake sistem dengan risk/reward ratio yang tinggi. Satu trade profit bisa nutup kerugian dari 4, 5, bahkan 7 trade yang loss. Jadi, gak terlalu takut rugi.
Profit kecil pun jadi besar. Profit konsisten dengan risk/reward ratio 1:2 juga bisa bikin kita kaya, kok. Gak perlu ngejar profit gede terus.
Intinya: Manajemen risiko itu penting banget biar trading kita gak gampang 'tilt' dan tetep profit konsisten. Yuk, terapin prinsip-prinsip di atas biar trading-mu makin mantap! ? Disclaimer: Trading tetap ada risikonya, ya. Artikel ini cuma buat edukasi, bukan saran investasi.
Posted by: admin - 11-08-2024, 01:59 PM - Forum: Crypto Zone
- No Replies
Validator dan miner punya peran yang mirip, yaitu menambahkan blok ke blockchain. Tapi, ada beberapa perbedaan penting di antara keduanya. Miner bertugas memvalidasi transaksi pada blockchain yang menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Work (PoW), seperti Bitcoin. Mereka menggunakan komputer khusus untuk memecahkan masalah matematika yang kompleks. Miner yang pertama kali memecahkan masalah tersebut akan mendapatkan imbalan berupa block reward dan transaction fee. Tapi, proses ini membutuhkan perangkat keras khusus dan konsumsi energi yang besar.
Di sisi lain, validator memvalidasi transaksi pada blockchain Proof-of-Stake (PoS) tanpa memerlukan perangkat keras khusus. Sebagai gantinya, mereka membuktikan kejujuran dengan mempertaruhkan koin (staking). Setelah memverifikasi transaksi, mereka mendapatkan imbalan berupa transaction fee atau sejenisnya. Raih Imbalan sebagai Validator Blockchain
Validator berperan penting dalam jaringan blockchain proof-of-stake. Mereka membantu memastikan keamanan dan stabilitas rantai, dan mendapatkan imbalan atas pekerjaan mereka berupa transaction fee dan block reward. Jika Anda ingin menjadi validator, penting untuk memahami persyaratan dan komitmen yang terlibat. Dengan staking melalui Ledger, Anda bisa mendapatkan imbalan kompetitif dan tetap memiliki kendali penuh atas koin Anda.
Posted by: admin - 08-08-2024, 10:09 PM - Forum: Crypto Zone
- No Replies
Halo para penggemar crypto! ?
CryptoRank baru saja merilis data menarik tentang proyek crypto teratas berdasarkan biaya yang dihasilkan dalam 7 hari terakhir. Mari kita bahas lebih dalam! 10 Proyek Teratas Berdasarkan Biaya 7 Hari (8 Agustus 2024):
Lido: Mendominasi dengan menghasilkan $22 juta dalam biaya.
Uniswap: Tidak jauh di belakang dengan $17 juta.
Jito: Menunjukkan performa kuat dengan $11 juta.
Raydium: Mengumpulkan $8,7 juta.
PancakeSwap: Menghasilkan $6,1 juta.
Pump: Mencapai $5,8 juta.
Aave: Mengumpulkan $5,5 juta.
Ethena: Menghasilkan $4,7 juta.
bloXroute: Mencapai $4,4 juta.
Maker: Mengumpulkan $4,2 juta.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
DeFi Masih Kuat: Proyek-proyek DeFi seperti Lido, Uniswap, dan Aave terus menghasilkan pendapatan yang signifikan.
Inovasi Berlanjut: Proyek-proyek baru seperti Jito dan Pump menunjukkan bahwa inovasi di dunia crypto masih terus berkembang.
Persaingan Ketat: Perbedaan biaya antara proyek-proyek ini cukup tipis, menunjukkan persaingan yang ketat di pasar.
Pertanyaan untuk Diskusi:
Menurut Anda, mengapa Lido bisa menghasilkan biaya paling banyak?
Apakah ada proyek lain yang menurut Anda seharusnya masuk dalam daftar ini?
Apa prediksi Anda untuk pergerakan biaya proyek-proyek ini dalam waktu dekat?
Mari kita bahas bersama! Jangan lupa untuk membagikan pendapat dan analisis Anda. ? Hashtags: #Crypto #DeFi #BiayaCrypto #CryptoRank #Lido #Uniswap #Jito Disclaimer: Informasi ini hanya untuk tujuan diskusi dan bukan merupakan nasihat keuangan. Selalu lakukan riset sendiri sebelum berinvestasi dalam crypt
Posted by: admin - 07-08-2024, 09:43 PM - Forum: English Zone
- No Replies
Bingung kapan pakai "is, am, are" atau "was, were"? Atau kapan harus menambahkan "s" di belakang kata kerja? Jangan khawatir, gambar ini akan menjadi penyelamatmu! To Be:
Semua subjek - verb + ed/d (Saya/Kamu/Kita/Mereka/Dia/Benda itu - ...)
Contoh:
She is a doctor. (Dia seorang dokter.)
They were students. (Mereka adalah murid-murid.)
He eats breakfast. (Dia makan sarapan.)
We played football. (Kami bermain sepak bola.)
Tips Tambahan:
Ingat, "to be" juga bisa berarti "ada" atau "berada".
Ada beberapa kata kerja yang tidak beraturan, jadi pastikan untuk mempelajarinya juga!
Simpan gambar ini sebagai referensi cepatmu. Dengan sering berlatih, kamu akan menguasai dasar grammar ini dalam waktu singkat! Yuk, berbagi!
Apakah ada tips atau trik lain yang kamu gunakan untuk menghafal "to be" dan verb biasa? Share di kolom komentar, yuk!