15-09-2023, 04:41 PM
(This post was last modified: 15-09-2023, 04:44 PM by Gunawan. Edited 3 times in total.)
0
Keluarga inti dan besar saya mayoritas pengusaha , jadi sudah kenyang dengan sisi2 kurang enaknya:
Referensi quora Shannon Henry
- Ditipu pelanggan yg kabur dengan barang tapi ga bayar invoice. Hebatnya, mereka bisa awalnya berlagak jadi pelanggan tepercaya yg bayar tepat waktu. Ini semua hanya settingan supaya saat mereka order besar dan minta bayar belakangan, kita kasih. Padahal mereka kabur dengan barang berharga ratusan juta.
- Ditipu pelanggan yg bawa2 nama pejabat. Dari sini saya belajar, pokoknya kalau ada yg menyangkut nama pejabat, mending ga usah deal. No offense sama pejabat, faktanya sudah beberapa kali terjadi.
- Merek barang dan dagangan ditiru dan dipalsukan.
- Pelanggan direbut oleh pesaing yg bakar duit, asal berhasil merebut pelanggan.
- Lengah dengan penjagaan inventaris, kompleks kantor, keuangan - sehingga kebobolan oleh karyawan sendiri. Salah satu saudara saya rugi hingga hampir 1 milyar, dicuri oleh pegawai (yg dulu) terpercaya.
- Partner bisnis korupsi atau bermasalah hingga berdampak serius pada bisnis.
- Selera konsumen berubah padahal inventaris masih banyak, kepaksa jual rugi.
- Harus berlaku “kejam” termasuk perampingan karyawan demi kelangsungan bisnis.
- Harus menyogok polisi demi mengurus urusan demi kelangsungan bisnis.
- Harus rutin bayar preman di sekeliling kompleks kantor.
- Terpaksa “menyumbang” saat bulan puasa dan saat diminta “ormas”.
- Satu tahun ada 12 bulan kan? Oh, tidak. Di Indonesia, satu tahun = 13 bulan bagi para pengusaha. Ini pengeluaran yg beda dari no 11 di atas lho.
- Biaya pelicin saat mengurus ijin, urusan, dan berkas.
- Kendaraan/mesin/Tools/komputer dll yg biaya perawatannya/penggantiannya lebih tinggi dari batas wajar karena karyawan yg kurang peduli cara merawatnya.
- Harus kasih kas bon ke pegawai, padahal mereka kerjanya malas2an. Mau diberhentiin, eh dia masih ngutang numpuk ke kantor.
- Ganti gubernur, ganti aturan. Kepaksa keluar duit demi ngikutin aturan baru. Budgetnya dari mana? Ya kepaksa perampingan atau ambil dari kas kantor yg mestinya buat tujuan lain.
- Insiden sangat buruk yg diliput koran dan menjatuhkan nama perusahaan. Ini terjadi pada perusahaan salah satu teman saya. Syukurlah, perusahaannya selamat dan masih beroperasi dengan baik.
- Masa liburan panjang - orang2 lain menikmati, kita malah pusing karena mikirin masalah yg belum tuntas/ga ada pendapatan padahal harus bayar cicilan pinjaman bank/kerjaan jalan terus/dll isi sendiri.
- Mesin/alat andalan rusak dan harus diganti. Investasi milyaran rupiah lagi. BOPnya akan makan waktu tahunan.
- Supplier bermasalah padahal barang harus terus diproduksi dengan kualitas yg sama.
- Harga bahan baku meningkat sementara harga jual tidak bisa dinaikkan untuk profit margin yg sama.
- Proyek makan waktu lebih lama dari perkiraan semula + perkiraan buffer, padahal cicilan bank jalan terus. Duit keluar terus, sementara masalah yg menumpuk kian menjauhkan penghasilan.
- Mirip dengan no 23, tapi menyangkut biaya membengkak, kontraktor harus diganti, aturan inspeksi pemerintah daerah
- Urusan soal pajak
Referensi quora Shannon Henry
Ulang 9x setiap hari : "Inna Fatahna Laka Fatham Mubina" Insya Allah rezeki seperti Air Zam² yang tak berhenti mengalir. Aamiin..