08-09-2024, 02:15 PM
0
Penulis menyukai dividen dan menganggapnya sebagai salah satu faktor penting dalam membeli saham. Banyak perusahaan di Indonesia yang membagikan dividen besar, baik secara nominal, payout ratio (DPR), maupun yield (DY). Ini menarik bagi investor yang menerapkan strategi dividend investing.
Apakah strategi ini bijak?
Jawabannya tergantung.
Kapan Dividend Investing Bagus?
Jika target return portofolio Anda konservatif (8-10% CAGR per tahun), Anda bisa berinvestasi di perusahaan dividend aristocrat seperti DMAS, MPMX, TOTL, BJTM, dll., yang memberikan DY 8-10% per tahun. Kuncinya adalah membeli saham-saham ini saat harganya semurah mungkin agar DY yang didapatkan lebih besar. Dividen yang diterima bisa diinvestasikan kembali (reinvest).
Kapan Dividend Investing Buruk?
Ada beberapa alasan:
Pilihlah perusahaan yang:
Apakah strategi ini bijak?
Jawabannya tergantung.
Kapan Dividend Investing Bagus?
Jika target return portofolio Anda konservatif (8-10% CAGR per tahun), Anda bisa berinvestasi di perusahaan dividend aristocrat seperti DMAS, MPMX, TOTL, BJTM, dll., yang memberikan DY 8-10% per tahun. Kuncinya adalah membeli saham-saham ini saat harganya semurah mungkin agar DY yang didapatkan lebih besar. Dividen yang diterima bisa diinvestasikan kembali (reinvest).
Kapan Dividend Investing Buruk?
Ada beberapa alasan:
- Tidak Melakukan Normalisasi Laba: Jangan berasumsi lonjakan laba atau DPR akan terus terjadi. Contohnya, TOTL yang tahun lalu membagikan dividen besar, tahun ini membagikan dividen lebih kecil. Penting untuk memperkirakan laba normal perusahaan dan menggunakan DPR yang wajar dalam analisis.
- Membeli Perusahaan dengan Performa Menurun: Perusahaan yang tidak bertumbuh atau bahkan menurun cenderung memiliki payout ratio besar. Dividen dari perusahaan semacam ini juga cenderung menurun, sehingga yield akan turun.
- Membeli Emiten yang Tidak Konsisten Membagikan Dividen: Beberapa perusahaan mungkin membagikan dividen besar di tahun tertentu, tetapi tidak di tahun berikutnya, atau dividen tersebut berasal dari keuntungan yang tidak berulang (one-off gain).
Pilihlah perusahaan yang:
- Pendapatannya terus tumbuh, dengan margin yang stabil atau bahkan meningkat. Contoh: SIDO, ADES, BBCA, dll.
- Labanya terus tumbuh, sehingga dividen juga akan tumbuh (dengan asumsi DPR tetap atau meningkat). Yield at cost Anda bisa meningkat secara signifikan dalam jangka panjang.
- Memiliki yield (pada harga saat ini) yang tidak terlalu kecil. Penulis mengincar yield 5-7%.
- Memiliki payout ratio yang tidak terlalu besar. Penulis mengincar kisaran 40-50%. Payout ratio yang rendah memberikan potensi kenaikan di masa depan.