27-05-2024, 09:17 PM
0
Savior Syndrome: Ketika Niat Baik Berujung Pada Hubungan yang Tidak Sehat
Halo semuanya,
Pernahkah kalian merasa terpanggil untuk "menyelamatkan" seseorang dalam hidup kalian? Merasa bahwa kalian adalah satu-satunya yang bisa memperbaiki masalah mereka atau membuat mereka bahagia? Jika iya, mungkin kalian pernah mengalami atau sedang mengalami apa yang disebut dengan savior syndrome.
Savior syndrome adalah kecenderungan seseorang untuk merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain, bahkan sampai mengorbankan kebutuhan diri sendiri. Niatnya memang baik, ingin membantu dan mendukung orang yang dicintai. Namun, pola ini bisa menjadi tidak sehat dan merugikan kedua belah pihak.
Tanda-tanda Savior Syndrome:
Semoga bermanfaat!
Halo semuanya,
Pernahkah kalian merasa terpanggil untuk "menyelamatkan" seseorang dalam hidup kalian? Merasa bahwa kalian adalah satu-satunya yang bisa memperbaiki masalah mereka atau membuat mereka bahagia? Jika iya, mungkin kalian pernah mengalami atau sedang mengalami apa yang disebut dengan savior syndrome.
Savior syndrome adalah kecenderungan seseorang untuk merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain, bahkan sampai mengorbankan kebutuhan diri sendiri. Niatnya memang baik, ingin membantu dan mendukung orang yang dicintai. Namun, pola ini bisa menjadi tidak sehat dan merugikan kedua belah pihak.
Tanda-tanda Savior Syndrome:
- Merasa bertanggung jawab atas perasaan dan tindakan orang lain.
- Sulit menerima bahwa orang lain memiliki pilihan dan konsekuensinya sendiri.
- Mengabaikan kebutuhan diri sendiri demi memenuhi kebutuhan orang lain.
- Merasa tidak berharga jika tidak bisa "memperbaiki" masalah orang lain.
- Cenderung tertarik pada orang yang bermasalah atau membutuhkan bantuan.
- Kelelahan emosional dan fisik karena terus-menerus berusaha membantu orang lain.
- Hubungan yang tidak seimbang dan tidak sehat, di mana satu pihak merasa terus-menerus bergantung pada pihak lain.
- Kekecewaan dan rasa bersalah ketika usaha untuk "menyelamatkan" orang lain tidak berhasil.
- Mengabaikan masalah dan kebutuhan diri sendiri.
- Sadari bahwa kalian tidak bisa mengendalikan atau bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan orang lain.
- Belajar untuk menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan.
- Fokus pada kebutuhan dan kebahagiaan diri sendiri.
- Cari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional jika diperlukan.
Semoga bermanfaat!